Senin, 01 Mei 2017

pendidik dan peserta didik


Ilmu Pendidikan Dasar Islam
Pengertian pendidikan dasar Islam adalah ilmu yang mempelajari mengenai pelaksanaan pendidikan di tingkat dasar menurut pandangan Islam. Di dalam ilmu pendidikan dasar Islam, dijabarkan secara rinci mengenai  salah satunya adalah tugas pendidik dan tugas peserta didik.
Tugas pendidik :
1.      Sebagai pengajar (Instructure) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
2.      Sebagai pendidik (Educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan Allah SWT.
3.      Sebagai pemimpin (Managenial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait terhadap masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengoganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidik yang dilakukan.
Tugas peserta didik :
1.      Seorang murid harus membersihkan hatinya dari kotoran sebelum ia menuntut ilmu, karena belajar adalah semacam ibadah dan tidak sah ibadah apabila kecuali dengan hati yang bersih. Bersih  hati artinya menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tercela, seperti dengki, benci, menghasut, takabur, menipu, dan memuji diri sendiri dan menghiasi diri dengan akhlak mulia seperti taqwa, ikhlas, zuhud, merendahkan diri, dan ridho.
2.      Hendaknya tujuan belajar itu ditujukan untuk menghiasi ruh dengan sifat keutamaan, mendekatkan diri dengan Tuhan dan bukan untuk bermegah-megahan dan mencari kedudukan.
3.      Hendaknya bersedia meninggalkan keluarga dan tanah air untuk mencari ilmu ke tempat yang jauh sekalipun.
4.      Jangan suka terlalu sering menukar guru kecuali dengan pertimbangan yang matang.
5.      Peserta didik wajib menghormati gurunya.

Ilmu Pendidikan Dasar Islam di MI Nurul Huda 

Sistem pendidikan dasar Islam di Blitar, menurut saya pendidiknya telah mampu menjalankan tugas-tugasnya. Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda, pendidik telah terlatih dengan baik karena mereka telah mengajar di madrasah tersebut sudah lama. Kebannyakan pendidik di Madrasah tersebut telah memiliki kompetensi yang memadai untuk mentransfer ilmunya. Misalkan seperti, menuntun peserta didik untuk berdoa dan membaca surat pendek ketika pelajaran hendak dimulai, kemudian disana juga diajarkan sholat dhuhur berjamaah serta belajar memimpin tahlilan bagi anak kelas lima dan enam setiap hari jum’at secara bergiliran.
Namun, ditinjau dari peserta didik, di madrasah tersebut peserta didik memang kurang melaksanakan tugas serta kurang memiliki karakteristik yang seharusnya dimiliki seorang peserta didik. Misalkan seperti, saya sering menjumpai anak-anak MI yang suka membantah perkataan dari gurunya. Terkadang mereka malah melakukan hal-hal yang membuat gurunya marah. Saya juga melihat bahwasanya anak-anak cenderung mau pergi ke sekolah hanya karena orang tuanya yang menyuruh, atau bahkan karena di kasih uang jajan. Memukul gurunya juga pernah terlihat. Ini mencerminkan bahwasanya moral peserta didik pada zaman ini semakin menurun. Namun, tidak sedikit pula diantara mereka yang senantiasa menghormati, menyayangi, mengasihi, dan mencintai gurunya. Contoh konkrit di MI Nurul Huda adalah anak-anak selalu mencim tangan gurunya ketika hendak pulang, mematuhi perintah guru, dan mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Memang tidak semua anak baik seperti itu, namun semua pendidik di Madrasah ini senantiasa mengharap, membantu serta mengarahkan peserta didiknya untuk selalu berperilaku yang baik dan mencontoh Rasulullah dalam khusunya hal menuntut ilmu. Diantara tugas peserta didik yang vital adalah menghrmati gurunya. Di madrasah tersebut dianjurkan kepada setiap siswa untuk menghormati gurunya, baik di wilayah sekolah maupun di luar sekolah. Ini tercermin dari kegiatan siswa Madrasah tersebut yang setiap hari lebaran tiba selalu menyempatka waktunya untuk bersilahturahmi ke rumah semua gurunya, baik yang mengajar di kelas maupun tidak.




Kritik :
Pelaksanan pendidikan yang sedemikian rupa, menurut saya telah memenuhi kriteria pendidikan yang baik. Terbukti dari peserta didiknya yang memiliki sikap baik terhadap guru maupun terhadap orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh, apabila guru memberikan atau menujukkan sikap yang baik dan terpuji, maka Insya Allah semua siswanya akan menirukan apa-apa yang telah diajarkan dan dicontohkan gurunya.
Sedangkan pendidikan Islam di Madrasah ini, menurut saya juga sudah jelas terlaksana dengan baik. Dilihat dari sisi outputnya yakni lagi-lagi peserta didik. Madrasah tersebut senantiasa menghentikan proses pembelajaran ketika telah terdengar kumandang adzan dhuhur dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di masjid. Sebelum memulai pembelajaran baik pendidik dan peserta didik diwajibkan kepadanya untuk melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu. Pembentukan moral di madrasah ini sudah baik. Namun, adakalanya pendidik juga harus menghadapi anak-anak nakal yang di nasehati kemudian balik menasehati gurunya. Ini adalah tantangan dari guru-guru di madrasah manapun terkhusus Madarasah Ibtidaiyyah Nurul Huda Minggirsari. Dengan kompetensi yang telah dimiliki para pendidik disana, persoalan tersebut menjai persoalan yang sepele. Contoh yang pernah saya rasakan sendiri di madrasah tersebut adalah dahulu ketika saya dan teman-teman berusaha melarikan diri dari pelajaran, seorang guru dengan tegasnya mengejar kami dan memarahi kami habis-habisan. Cara ini saya rasa cukup ampuh untuk membuat anak-anak jera. Namun, pendidik juga harus tetap memperhatikan kondisi psikologi anak didiknya.
Tugas pendidik sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin di madrasah ini menurut saya juga telah menjiwai setiap individu pendidik. Baik pedidik lama maupun pendidik yang baru. Meskipun terkadang saya melihat pendidik baru disana masih kikuk ketika menghadapi peserta didiknya. Namun, karena terbiasa atau karena mengambil pelajaran dari para pendidik yang telah bertahun-tahun mengajar mereka dengan mudah dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tentunya dengan cepat.
Tugas peserta didik yang telah tersebut diatas, juga telah mendarah di dalam diri semua peserta didik disana. Meskipun demikian, tetaplah ada beberapa anak yang kurang menjiwai tugasnya sebagai murid. Misalkan saja seperti yang tersebut diatas yakni pergi sekolah untuk uang jajan atau karena perintah orang tua. Tetapi lama kelamaan hal-hal kurang baik tersebut akan hilag ketika anak tersebut mau berusaha untuk merubah diri serta adanya motivasi dari para pendidiknya.
Dari beberapa gambaran yang tertulis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya diantara pendidik dan peserta didik memiliki hubungan yang erat. Hubungan tersebut adalah pendidik sebagai uswatun hasanah bagi peserta didik. Apabila pendidik berakhlak baik, anak didiknya juga demikian. Dan itu berlaku untuk kebalikannya. Hubungan selanjutnya adalah pendidik sebagai pelindung. Pendidik memiliki peran sebagai rang tua anak didiknya ketika di sekolah yang bertugas menjaga, menyayangi, mengasihi anak didiknya layaknya anak sendiri. Apabila guru mampu menjadi orang tua yang baik, hubungan diantara keduanya akan terjalin dengan baik. Jika hubungan sudah terjalin dengan baik, maka proses transfer ilmu akan mudah berjalan.