Ilmu Pendidikan
Dasar Islam
Pengertian
pendidikan dasar Islam adalah ilmu yang mempelajari mengenai pelaksanaan
pendidikan di tingkat dasar menurut pandangan Islam. Di dalam ilmu pendidikan
dasar Islam, dijabarkan secara rinci mengenai
salah satunya adalah tugas pendidik dan tugas peserta didik.
Tugas pendidik :
1.
Sebagai pengajar (Instructure)
yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang
telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program
dilakukan.
2.
Sebagai pendidik (Educator)
yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian yang
sesuai dengan tujuan Allah SWT.
3.
Sebagai pemimpin (Managenial)
yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
terkait terhadap masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengoganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidik yang
dilakukan.
Tugas peserta didik :
1.
Seorang murid harus membersihkan
hatinya dari kotoran sebelum ia menuntut ilmu, karena belajar adalah semacam
ibadah dan tidak sah ibadah apabila kecuali dengan hati yang bersih.
Bersih hati artinya menjauhkan diri dari
sifat-sifat yang tercela, seperti dengki, benci, menghasut, takabur, menipu,
dan memuji diri sendiri dan menghiasi diri dengan akhlak mulia seperti taqwa,
ikhlas, zuhud, merendahkan diri, dan ridho.
2.
Hendaknya tujuan belajar itu
ditujukan untuk menghiasi ruh dengan sifat keutamaan, mendekatkan diri dengan
Tuhan dan bukan untuk bermegah-megahan dan mencari kedudukan.
3.
Hendaknya bersedia meninggalkan
keluarga dan tanah air untuk mencari ilmu ke tempat yang jauh sekalipun.
4.
Jangan suka terlalu sering menukar
guru kecuali dengan pertimbangan yang matang.
5.
Peserta didik wajib menghormati
gurunya.
Ilmu
Pendidikan Dasar Islam di MI Nurul Huda
Sistem pendidikan dasar Islam di Blitar, menurut saya pendidiknya telah mampu menjalankan
tugas-tugasnya. Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda, pendidik telah
terlatih dengan baik karena mereka telah mengajar di madrasah tersebut sudah
lama. Kebannyakan pendidik di Madrasah tersebut telah memiliki kompetensi yang
memadai untuk mentransfer ilmunya. Misalkan seperti, menuntun peserta didik
untuk berdoa dan membaca surat pendek ketika pelajaran hendak dimulai, kemudian
disana juga diajarkan sholat dhuhur berjamaah serta belajar memimpin tahlilan
bagi anak kelas lima dan enam setiap hari jum’at secara bergiliran.
Namun, ditinjau dari peserta didik,
di madrasah tersebut peserta didik memang kurang melaksanakan tugas serta
kurang memiliki karakteristik yang seharusnya dimiliki seorang peserta didik.
Misalkan seperti, saya sering menjumpai anak-anak MI yang suka membantah
perkataan dari gurunya. Terkadang mereka malah melakukan hal-hal yang membuat
gurunya marah. Saya juga melihat bahwasanya anak-anak cenderung mau pergi ke
sekolah hanya karena orang tuanya yang menyuruh, atau bahkan karena di kasih
uang jajan. Memukul gurunya juga pernah terlihat. Ini mencerminkan bahwasanya
moral peserta didik pada zaman ini semakin menurun. Namun, tidak sedikit pula
diantara mereka yang senantiasa menghormati, menyayangi, mengasihi, dan
mencintai gurunya. Contoh konkrit di MI Nurul Huda adalah anak-anak
selalu mencim tangan gurunya ketika hendak pulang, mematuhi perintah guru, dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Memang tidak semua anak baik
seperti itu, namun semua pendidik di Madrasah ini senantiasa mengharap,
membantu serta mengarahkan peserta didiknya untuk selalu berperilaku yang baik
dan mencontoh Rasulullah dalam khusunya hal menuntut ilmu. Diantara tugas
peserta didik yang vital adalah menghrmati gurunya. Di madrasah tersebut
dianjurkan kepada setiap siswa untuk menghormati gurunya, baik di wilayah
sekolah maupun di luar sekolah. Ini tercermin dari kegiatan siswa Madrasah
tersebut yang setiap hari lebaran tiba selalu menyempatka waktunya untuk
bersilahturahmi ke rumah semua gurunya, baik yang mengajar di kelas maupun
tidak.
Kritik :
Pelaksanan pendidikan yang
sedemikian rupa, menurut saya telah memenuhi kriteria pendidikan yang baik. Terbukti
dari peserta didiknya yang memiliki sikap baik terhadap guru maupun terhadap
orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh, apabila guru memberikan atau menujukkan
sikap yang baik dan terpuji, maka Insya Allah semua siswanya akan menirukan
apa-apa yang telah diajarkan dan dicontohkan gurunya.
Sedangkan pendidikan Islam di
Madrasah ini, menurut saya juga sudah jelas terlaksana dengan baik. Dilihat dari
sisi outputnya yakni lagi-lagi peserta didik. Madrasah tersebut senantiasa
menghentikan proses pembelajaran ketika telah terdengar kumandang adzan dhuhur
dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di masjid. Sebelum memulai
pembelajaran baik pendidik dan peserta didik diwajibkan kepadanya untuk
melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu. Pembentukan moral di madrasah ini
sudah baik. Namun, adakalanya pendidik juga harus menghadapi anak-anak nakal
yang di nasehati kemudian balik menasehati gurunya. Ini adalah tantangan dari
guru-guru di madrasah manapun terkhusus Madarasah Ibtidaiyyah Nurul Huda
Minggirsari. Dengan kompetensi yang telah dimiliki para pendidik disana,
persoalan tersebut menjai persoalan yang sepele. Contoh yang pernah saya
rasakan sendiri di madrasah tersebut adalah dahulu ketika saya dan teman-teman
berusaha melarikan diri dari pelajaran, seorang guru dengan tegasnya mengejar
kami dan memarahi kami habis-habisan. Cara ini saya rasa cukup ampuh untuk
membuat anak-anak jera. Namun, pendidik juga harus tetap memperhatikan kondisi
psikologi anak didiknya.
Tugas pendidik sebagai pengajar,
pendidik, dan pemimpin di madrasah ini menurut saya juga telah menjiwai setiap
individu pendidik. Baik pedidik lama maupun pendidik yang baru. Meskipun
terkadang saya melihat pendidik baru disana masih kikuk ketika menghadapi
peserta didiknya. Namun, karena terbiasa atau karena mengambil pelajaran dari
para pendidik yang telah bertahun-tahun mengajar mereka dengan mudah dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan tentunya dengan cepat.
Tugas peserta didik yang telah
tersebut diatas, juga telah mendarah di dalam diri semua peserta didik disana.
Meskipun demikian, tetaplah ada beberapa anak yang kurang menjiwai tugasnya
sebagai murid. Misalkan saja seperti yang tersebut diatas yakni pergi sekolah
untuk uang jajan atau karena perintah orang tua. Tetapi lama kelamaan hal-hal
kurang baik tersebut akan hilag ketika anak tersebut mau berusaha untuk merubah
diri serta adanya motivasi dari para pendidiknya.
Dari beberapa gambaran yang
tertulis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya diantara pendidik dan
peserta didik memiliki hubungan yang erat. Hubungan tersebut adalah pendidik
sebagai uswatun hasanah bagi peserta didik. Apabila pendidik berakhlak baik,
anak didiknya juga demikian. Dan itu berlaku untuk kebalikannya. Hubungan
selanjutnya adalah pendidik sebagai pelindung. Pendidik memiliki peran sebagai
rang tua anak didiknya ketika di sekolah yang bertugas menjaga, menyayangi,
mengasihi anak didiknya layaknya anak sendiri. Apabila guru mampu menjadi orang
tua yang baik, hubungan diantara keduanya akan terjalin dengan baik. Jika
hubungan sudah terjalin dengan baik, maka proses transfer ilmu akan mudah
berjalan.